Chinese Double Seventh Festival (Qixi) - Hari Valentine Tionghoa. Festival ini jatuh pada tanggal tujuh bulan tujuh penanggalan imlek tiap tahunnya. Pada tahun 2016 ini festival Festival Qi Xi (Qi Xi Jie [七夕节]) atau disebut juga dengan Festival Qi Qiao (Qi Qiao Jie [乞巧节]) jatuh pada tanggal 9 Agustus pada kalender masehi. Festival Qixi disebut juga sebagai hari valentine nya suku tionghoa. Mengapa demikian? Hal ini akan aku bahasa pada artikel ini.
Berasal dari Dinasti Han (202 SM - 220 M), Chinese Double Seventh Festival sama dengan Hari Valentine. Di Cina, hal itu disebut Qixi. Karena jatuh pada hari ketujuh pada bulan ketujuh penanggalan imlek, festival ini bernama Chinese Double Seventh Festival. Ini adalah festival paling romantis di antara semua festival tradisional Cina dengan legenda tentang sepasang kekasih yaitu si Gembala Sapi dan Gadis Penenun.
Pada Zaman Dinasti Zhou, di Desa Niu Jia [牛家] kota Nan Yang [南阳] terdapat seorang Pemuda yang rajin dan jujur. Kedua orang tuanya telah meninggal dunia sehingga Pemuda tersebut tinggal bersama Kakaknya. Istri Kakaknya sangat kejam dan selalu memaksa pemuda tersebut melakukan semua pekerjaannya. Pemuda tersebut kemudian dikenal dengan nama Niu Lang yaitu Pemuda Gembala Sapi.
Pada Suatu Musim Gugur, Istri kakaknya menyuruh Niu Lang menggembala 9 ekor sapi, tetapi pulang harus membawa 10 ekor sapi. Kalau tidak, Niu Lang tidak diperbolehkan pulang ke rumah. Dengan sangat terpaksa, Niu Lang menuruti perintah Istrik Kakaknya.
Niu Lang menggembala kesembilan ekor sapi tersebut ke dalam gunung yang penuh dengan rumput untuk makanan sapi. Niu Lang kemudian duduk dibawah pohon dengan sedih dan memikirkan cara bagaimana dapat membawa pulang 10 ekor sapi. Tiba-tiba seorang Pria Tua yang berambut putih berdiri di depannya dan menanyakan kepada Niu Lang mengapa tampak sedih. Setelah mengetahui penyebab kesedihan Niu Lang, Pria Tua tersebut kemudian senyum dan menasehatinya untuk pergi ke Gunung Fu Niu [伏牛山], disana terdapat seekor Sapi yang sakit dan jika dirawat dengan baik hingga sembuh, sapi tersebut dapat dibawa pulang ke rumahnya.
Niu Lang kemudian menuruti nasehat Pria Tua tersebut dan berangkat ke Gunung Fu Niu. Akhirnya dia menjumpai seekor sapi tua yang sakitnya sangat parah. Niu Lang dengan sabar merawatnya dan memberikannya makan hingga pada hari ke-3, Kesehatan sapi tua tersebut mulai pulih dan mengangkatkan kepalanya. Sapi Tua tersebut kemudian memberitahukan kepada Niu Lang bahwa dia (sapi tua) adalah Dewa Sapi Abu-abu [灰牛大仙] yang tinggal di Alam Dewa (Langit) tetapi karena melanggar aturan Alam Dewa (Langit) sehingga dihukum untuk turun ke alam manusia (bumi ini). Sapi Tua tersebut mengatakan bahwa luka kakinya harus dicuci dengan air yang berisikan ratusan jenis bunga agar dapat sembuh. Niu Lang kemudian menurutinya dan merawat sapi tua tersebut dengan sabar hingga satu bulan. Sapi tua tersebut kemudian sembuh total dan mengikuti Niu Lang pulang ke rumahnya.
Sepulangnya ke rumah, Istri Kakak Niu Lang tetap bertindak kejam terhadapnya. Beberapa kali ingin membunuhnya, tetapi diselamatkan oleh si Sapi Tua. Akhirnya Niu Lang diusir oleh Istri Kakaknya dari rumah dan tidak memperbolehkannya pulang untuk selamanya. Niu Lang bersama dengan Sapi Tua yang diselamatkanya tersebut kemudian terpaksa harus meninggalkan rumah Kakaknya.
Pada suatu hari, Dewi Penenun (Zhi Nu[织女]) beserta Dewi-dewi lainnya bermain ke alam manusia (bumi). Atas bantuan si Sapi Tua, Niu Lang berhasil berkenalan dengan Zhi Nu dan timbullah rasa cinta diantara mereka berdua. Zhi Nu kemudian diam-diam turun ke alam manusia dan menjadi Istrinya Niu Lang. Zhi Nu juga membawa ulat sutera dari alam dewa dan mengajari manusia memelihara ulat sutera tersebut serta mengajarkan cara mengambil benang dari ulat sutera tersebut. Zhi Nu juga mengajarkan kepada manusia bagaimana cara menenun Kain Sutera yang baik dan cantik.
Setelah menikah, Niu Lang dan Zhi Nu hidup dengan bahagia, Niu Lang bercocok tanam dan Zhi Nu menenun kain sutera. Mereka memiliki seorang anak putra dan seorang anak putri. Tetapi kebahagian mereka tidak dapat berlangsung dengan lama. Tidak lama kemudian Kaisar Langit di alam Dewa mengetahuinya, Permaisuri Kaisar Langit (Wang Mu Niang-Niang [王母娘娘]) turun ke alam manusia dan memaksa Zhi Nu untuk pulang ke alam dewa. Sepasang Suami dan Istri yang saling mencintai akhirnya terpaksa harus berpisah.
Niu Lang sangat bimbang dan tidak tahu bagaimana caranya untuk mengejar Istrinya ke alam dewa (langit), tiba-tiba Niu Lang teringat akan kata Sapi Tua bahwa Sandal yang pernah dibuatnya dari kulit Sapi tua tersebut dapat membantunya naik ke langit. Niu Lang kemudian membawa kedua anaknya mengejar Zhi Nu ke langit (alam dewa). Begitu hampir mendekatinya, tiba-tiba Permaisuri Kaisar Langit menciptakan sebuah sungai langit yang luas untuk memisahkan mereka berdua. Niu Lang dan Zhi Nu yang dipisahkan oleh sungai langit tersebut hanya bisa menangis dengan penuh kesedihan. Percintaan Niu Lang dan Zhi Nu ini menyentuh hati puluhan juta burung-burung Murai (Xi Que [喜鹊]) yang kemudian membentuk sebuah Jembatan burung Murai untuk mempertemukan Niu Lang dan Zhi Nu diatas jembatan burung Murai tersebut. Permaisuri Kaisar Langit tidak berdaya melihat kejadian tersebut, akhirnya menyetujui mereka berdua bertemu sekali dalam setahun yaitu setiap malam ke-7 pada bulan 7 menurut penanggalan Imlek.
Oleh karena itu, setiap malam ketujuh (7) bulan tujuh (7), gadis-gadis muda menatap ke langit dan mencari bintang Niu Lang (bintang Altair) dan bintang Zhi Nu (bintang Vega) dengan harapan dapat melihat pertemuan Niu Lang dan Zhi Nu sambil berdoa supaya keterampilan seni mereka dapat sebaik Zhi Nu dan mendapatkan Suami yang setia dan mereka cintai. Dengan demikian tradisi tersebut diadakan secara turun temurun dan akhirnya menjadi suatu Festival yang disebut dengan Festival Qi Xi.
Source: http://dinaviriya.com/asal-usul-festival-qi-xi-niulang-zhinu-hari-valentine-tionghoa/
0 komentar :
Posting Komentar