Kisah Sedih Terowongan Cu Chi Vietnam. Cu Chi merupakan nama terowongan bawah tanah yang digali orang Vietnam semasa perang. Panjang asli dari terowongan ini adalah lebih dari 200 km tetapi hanya 120 km yang diawetkan sekarang. Vietkong membangun terowongan ini selama perang Vietnam. Ada rumah sakit, dapur, kamar tidur, ruang pertemuan, gudang senjata dalam terowongan. Pada tahun 1968, Vietkong menyerang Saigon dari terowongan ini.
Lewat terwongan inilah mereka melancarkan taktik gerilya, "Hit and Run", setelah menyerang para prajurit Vietchong kembali menuju ke dalam terowongan ini, para prajurit Amerika dan sekutu kewalahan dengan taktik tersebut, terowongan ini terlalu kecil untuk dimasuki oleh prajurit Amerika. Belum lagi terlalu banyak ranjau yang sangat mematikan.
Hebatnya, terowongan ini dibuat dengan cara manual, memakai alat-alat pertanian. Namun, hasilnya sangat luar biasa. Terowongan ini tak hanya panjang, tetapi juga dirancang sangat bagus dan strategis. Berpusat di daerah Cu Chi, Hoj Non, sekitar 70 kilometer di luar Kota Ho Chi Minh (Saigon), Cu Chi memiliki tiga saf. Saf pertama bertinggi 3 meter, saf kedua 6 meter, dan saf ketiga 10 meter. Banyak area yang menjadi tempat tinggal. Untuk menghubungkannya, dibuat terowongan kecil yang hanya bisa dilewati secara jongkok oleh orang-orang kecil seperti orang Vietnam.
Dibalik kecerdikan Vietkong dalam membangun terowongan Cu Chi, ternyata ada banyak kisah sedih tentang rakyat Vietnam yang tinggal di dalam terowongan ini dalam masa perang. Salah satunya kisah ibu yang membunuh anaknya sendiri yang baru lahir demi menyelamatkan rakyat Vietnam lainnya yang tinggal di dalam terowongan Cu Chi ini.
"Zaman perang, pemerintah meminta perempuan tidak berhubungan intim dengan pasangannya selama tinggal di terowongan. Namun, seorang perempuan simpatisan Vietcong waktu itu ternyata sudah mengandung," kata Nhi saat mengantar para turis asal Indonesia dari Kota Ho Chi Minh (populer disebut Saigon) menuju terowongan di desa Cu Chi, yang memakan waktu tempuh lebih dari dua jam.
"Ibu itu terpaksa melahirkan di ruang bawah tanah. Namun, selayaknya bayi yang baru lahir, anak malang itu menangis kencang. Ini sangat berbahaya," kata Nhi.
"Padahal tangis bayi itu bisa terdengar di atas permukaan tanah. Ini berisiko membuat pasukan Amerika mengetahui dan menyerang terowongan," lanjut guide yang cukup lancar berbahasa Indonesia itu.
Maka tidak ada cara lain bagi Ibu tersebut untuk menghentikan tangis anaknya selain membunuhnya. "Hidung bayi itu terus dia bekap sampai putranya tak bergerak lagi," ujar Nhi.
Bagi para komandan dan pejuang Vietcong, langkah ibu Le merupakan tindakan heroik karena bisa menyelamatkan banyak jiwa dari serangan bom artileri dan pesawat tempur Amerika ke terowongan Cu Chi. Namun, perempuan itu menjadi sangat terpukul dan akibatnya fatal.
"Dia merasa sangat kehilangan atas kepergian putranya yang terpaksa dibunuh. Maka, setelah Vietnam bersatu dan merdeka pada 1975, ibu itu jiwanya terganggu lalu bunuh diri," kata Nhi yang terbawa oleh kisah itu hingga sempat berurai air mata.
Bosnya, Hung Tran, mengungkapkan bahwa kisah itu kini selalu diutarakan para pemandu wisata setiap kali mereka mengantar para turis ke terowongan Cu Chi.
Masih banyak lagi kisah yang menggambarkan pengorbanan para warga bawah tanah. Banyak di antara mereka yang mati akibat sanitasi buruk dan wabah penyakit. Belum lagi, terkena gigitan binatang dan serangga beracun yang hidup di bawah tanah," kata Hung.
Selain itu, para warga juga terpaksa menggali terowongan baru yang lebih dalam untuk mencari sumber mata air. "Tindakan itu terpaksa mereka lakukan setelah Amerika merusak sungai Saigon dengan bom Napalm yang mencemari air," kata Hung.
0 komentar :
Posting Komentar